PENGARUH ASUPAN NATRIUM DAN KALIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA PENYAKIT HIPERTENSI (Study Literature)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Menurut Riskesdas tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia mencapai 8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk ≥ 18 tahun. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk prevalensi penderita hipertensi di Indonesia sekitar 34,1% pada tahun 2018 dan 25,8% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2014). Asupan natrium berlebih terutama dalam bentuk NaCl dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh yang menyebabkan edema, ascites, dan hipertensi. Kecukupan asupan kalium dapat memelihara tekanan darah dan membuat perubahan positif pada tekanan darah penderita hipertensi. Sebaliknya, seseorang menderita hipertensi mengalami defisiensi kalium maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah (Ramayulis, 2010). Tujuan pada penelitian ini yaitu diketahuinya pengaruh asupan natrium dan kalium dengan tekanan darah pada penderita penyakit hipertensi.
Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Study Research) yang diperoleh dari google scholar, one search, dan pubmed dengan menggunakan jurnal 6 tahun terakhir.
Asupan natrium berhubungan dengan tekanan darah (P = 0,003, P = 0,000, P = 0,033, P = 0,0000, P = 0,004). Asupan kalium berhubungan dengan tekanan darah (P = 0,003, P = 0,000).
Adanya hubungan yang signifikan antara asupan natrium dan kalium dengan tekanan darah pada penderita penyakit hipertensi. Pada penelitian berikutnya diharapkan para peneliti mempertimbangkan faktor lain yang berpengaruh dengan meningkatnya tekanan darah seperti usia, genetik, asupan lemak, faktor stress, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan komplikasi penyakit.

Kata kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Natrium, Kalium
Daftar bacaan : 43 (2009-2022)