ANALISIS TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI TRANSURETHRAL RESECTION OF THE PROSTATE DENGAN INTERVENSI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION DI RS BHAYANGKARA RUWA JURAI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2025

ABSTRAK

Benign Prostat Hyperplasia (BPH) merupakan pembesaran prostat sehingga menekan uretra pars prostatika serta menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dengan jumlah kasus global mencapai 1.276.106 pada tahun 2018. Di Provinsi Lampung, BPH menjadi penyakit saluran kemih tertinggi kedua, dengan 689 kasus (29%). Relaksasi otot progresif merupakan salah satu teknik nonfarmakologi dengan gerakan mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu waktu untuk memberikan perasaan rileks. Tujuan asuhan keperawatan ini untuk menganalisis tingkat nyeri pada pasien post operasi TURP yang diberikan intervensi teknik relaksasi otot progresif yang diterapkan diruang kelas 3 pada satu pasien post operasi TURP di RS. Bhayangkara Ruwa Jurai Provinsi Lampung Tahun 2025 pada 17 – 20 Februari 2025. Asuhan ini menggunakan lembar observasi Numeric Rating Scale (NRS) dan wawancara. Hasil pemberian intervensi teknik relaksasi otot progresif selama 4 hari didapatkan skala nyeri sebelum intervensi yaitu skala 7 (nyeri berat), skala 6 pada hari ke-1, turun menjadi skala 5 dan pada hari ke-4 skala nyeri menjadi 2 (skala ringan). Hal ini menunjukkan bahwa teknik relaksasi otot progresif efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien post operasi TURP dan diharapkan intervensi teknik relaksasi otot progresif ada baiknya dapat diteruskan pada pasien post operasi TURP. Hasil asuhan keperawatan pada Tn. R didapatkan bahwa faktor usia, jenis kelamin, kondisi medis, derajat emosional, alasan operasi, dan sumber stress lainnya mempengaruhi tingkat nyeri pasien post operasi TURP.

Kata Kunci : Relaksasi Otot Progresif, Transurethral Resection of The Prostate, Analisis Tingkat Nyeri