HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS YOSOMULYO

RINGKASAN

Stunting merupakan terhambatnya pertumbuhan terhadap tinggi badan anak sesuai usianya. Angka stunting di Provinsi Lampung pada tahun 2024 tercatat sebesar 13,1%, sedangkan di Kota Metro sebesar 12,2% dan Puskesmas Yosomulyo sebesar 6,1%. Jumlah ini menjadikan Puskesmas Yosomulyo sebagai puskesmas dengan balita stunting tertinggi ketiga di wilayah Kota Metro. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan Puskesmas Banjarsari sebesar 3,1% yang mengalami stunting. Berdasarkan hasil prasurvei mulai dari bulan Januari-April tahun 2025, jumlah balita stunting di Puskesmas Yosomulyo sebesar 4,17%. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama. Stunting dalam jangka pendek berdampak pada pertumbuhan anak yang terhambat, perkembangan otak dan motorik tidak optimal, serta gangguan metabolisme. Dalam jangka panjang, stunting menurunkan kemampuan belajar serta produktivitas saat dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Dan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Puskesmas Yosomulyo.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain case control. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita di Puskesmas Yosomulyo sebanyak 1.581 balita. Sampel yang digunakan sebanyak 104 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik yang dipilih adalah Non Probability sampling, dengan menggunakan Purposive Sampling. Data yang dapat diambil melalui wawancara menggunakan kuisioner. Analisis data dilakukan secara univariat menggunakan persentase, dan bivariat menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil Penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki Riwayat pemberian ASI Eksklusif sebanyak 62 (59,6%) dan tidak ASI Eksklusif sebanyak 42 (40,4%) sehingga didapatkan (p-value = 0,009; OR = 3.167), artinya terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. Sebagian besar responden memiliki pola asuh buruk sebanyak 55 (52,9%) dan pola asuh baik sebanyak 49 (47,1%) sehingga didapatkan (p-value = 0,006; OR = 3.294). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita.
Simpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Yosomulyo. Saran dari penelitian ini diharapkan Ibu agar lebih memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama serta menerapkan pola asuh yang baik.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Pola Asuh, Stunting