HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN WASTING PADA BALITA DI PUSKESMAS PURWOSARI

RINGKASAN
Wasting merupakan masalah gizi pada anak yang tampak sangat kurus. Wasting sangat berdampak apabila tidak ditanggulangi akan menjadi bencana bagi SDM karena berisiko meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan menurunkan kecerdasan balita. Menurut WHO (2023) terdapat 148,1 juta anak di bawah usia 5 tahun menderita wasting diseluruh dunia, sedangkan menurut UNICEF Indonesia (2021) merupakan negara tertinggi kedua di dunia dengan >760.000 kasus balita wasting. Prevalensi wasting di Provinsi Lampung (2023) sebanyak 3,7%, di Kota Metro (2023) sebanyak 8,2% dengan persentase balita wasting tertinggi pertama berada di Puskesmas Purwosari (2023) sebesar 6,01%. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kejadian wasting, diantaranya tingkat pendidikan ibu dan riwayat pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dan ASI eksklusif terhadap kejadian wasting pada balita di Puskesmas Purwosari.
Penelitian ini menggunakan desain case control dengan pendekatan kuantitatif. Populasi kasus pada penelitian ini merupakan ibu dan anak usia 6-59 bulan yang mengalami wasting dan terdata di Puskesmas Purwosari sebanyak 66 sedangkan populasi kontrol merupakan ibu dan anak usia 6-59 bulan yang tidak mengalami wasting dan terdata di Puskesmas Purwosari sebanyak 483. Sampel penelitian berjumlah 90 responden yang terdiri dari 45 kelompok kasus (wasting) dan 45 kelompok kontrol (tidak wasting), yang dipilih secara purposive sampling. Analisis menggunakan uji statistik Kendall’s Tau.
Hasil penelitian pada kelompok kasus (wasting) didapatkan proporsi ibu berpendidikan dasar sebanyak 59 (65,6%) dan proporsi ASI tidak eksklusif sebanyak 51 (56,7%). Hasil uji statistik ada hubungan pendidikan ibu (ρ) = 0,001 (< 0,05), (r) = 0,398 dan OR = 6,204, ASI eksklusif (ρ) = 0,000 (<0,05), (r) = 0,471 dan OR = 8,000 dengan kejadian wasting pada balita di Puskesmas Purwosari.
Kesimpulan penelitian ini bahwa semakin banyak ibu yang hanya menempuh pendidikan dasar dan anak yang tidak memerima ASI eksklusif maka semakin meningkatkan resiko terjadinya wasting. Diharapkan tenaga di Puskesmas Purwosari kesehatan dapat meningkatkan edukasi bagi ibu tentang pengetahuan gizi, melalui penyuluhan rutin, kelas ibu balita, dan konseling menyusui. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan variabel pengetahuan orang tua tentang gizi, pola makan anak dan kesehatan lingkungan agar hasil yang diperoleh semakin baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Kata Kunci : Balita, Wasting, Pendidikan, ASI Eksklusif.