GAMBARAN PERTUMBUHAN DAN STATUS GIZI ANAK PRA-SEKOLAH DI PAUD DESA LOKUS STUNTING NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN 2025

ABSTRAK

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh infeksi dan kekurangan gizi yang berkelanjutan. Saat pertumbuhan anak terhambat dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya, gangguan ini dikenal sebagai gizi buruk kronis. Masalah ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak pada kemampuan belajar, kecerdasan, dan produktivitas di masa dewasa. Berdasarkan hasil SKI 2023 ditemukan bahwa 1 dari 5 balita di Indonesia (21,5%) mengalami stunting dengan kasus terbanyak pada kelompok usia 2-3 tahun. Kabupaten Lampung Selatan menepati urutan ke- 3 dengan pravelensi stunting yaitu 10,3%. Dampak stunting pada anak yaitu kelemahan psikomotorik dan kognitif, kesulitan menguasai sains dan berprestasi dalam olahraga, lebih mudah terkena penyakit degenerative, dan sumber daya manusia berkualitas rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan status gizi anak prasekolah didesa lokus stunting. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi adalah data keseluruhan objek yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang dimana populasi ini akan menjadi sampel yang berjumlah 35 anak-anak Paud Dahlia Natar Lampung Selatan. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan antropometri yang meliputi berat badan, dan tinggi badan. Asupan diperoleh dengan cara food recall 1 x 24 jam dan pengetahuan ibu diperoleh menggunakan kuesioner. Analisa data penelitian ini dilakukan secara univariat.
Status Pertumbuhan dari hasil Ploting KMS pada anak usia 4-5 tahun di Paud Dahlia yaitu 77% naik dan 23% tidak naik berdasarkan ploting KMS. Status gizi dilihat dari indeks BB/U didapatkan hasil 85% BB normal, dan 15% BB kurang. TB/U yaitu 85% TB normal, 13% TB pendek, dan 2% TB tinggi. IMT/U yaitu 98% gizi baik dan 2% beresiko gizi lebih. Asupan energi 22% cukup, 71% kurang dan 7% lebih. Asupan protein 2% cukup, 91% kurang dan 7% lebih. Asupan lemak 20% cukup, 37% kurang dan 43% lebih. Asupan karbohidrat 7% cukup, 91% kurang dan 2% lebih. Asupan makanan dibandingkan dari angka kecukupan gizi (AKG). Riwayat penyakit infeksi hasil yaitu 65% jika ada riwayat penyakit infeksi ISPA dan 35% jika tidak ada riwayat infeksi. Kesimpulan orang tua harus memperhatikan pertumbuhan anak karena dapat berpengaruh terhadap status gizi. Saran untuk ibu agar meningkatkan pengetahuan tentang makanan yang bervariasi dan mengandung gizi seimbang.

Kata Kunci : pertumbuhan, status gizi, stunting
Daftar Bacaan : 36 ( 2018 – 2024 )