ASUHAN KEBIDANANPADA ANAK DENGAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN MERAGUKAN DI TPMB SITI MARWIYAH SRIBAWONO LAMPUNG TIMUR

Keterlambatan perkembangan menjadi salah satu masalah terbesar yang dialami pada anak.Angka kejadian di Indonesia antara 13-18% ditemukan 54,03% anak di deteksi memiliki kemampuan sosialisasi dan kemandirian yang baik cakupan tersebut masih dibawah target yakni 90%. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Provinsi Lampung tahun 2016 sebesar 26,38%,dimana angka ini masih dibawah target yang diharapkan yaitu 60%. Tumbuh kembang balita pada tahun 2015 bulan Desember dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak sebanyak 88.503 anak (89,07%) dan pada tahun 2016 bulan juni sebanyak 22.237 anak (22,38%). Sehingga, pada tahun 2015 sampai 2016 terdapat penurunan secara signifikan dari hasil pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang balita.Setelah dilakukan pengkajian ditemukan hasil dengan diagnosa anak A usia 22 bulan 21 hari dengan perkembangan sosialisasi dan kemandirian meragukan dengan skor KPSP 8 anak belum dapat menunjukan apa yang diinginkan tanpa menangis dan merengek dan anak belum bisa meniru saat ibu melakukan pekerjaan rumah tangga (menyapu). Rencana asuhan kebidanan dengan memberikan stimulasi pada aspek sosialisasi dan kemandirian berupa melatih anak untuk membereskan tempat tidur dan menaruh mainan pada tempat nya memberitahu kepada ibu untuk sabar dan tegas saat anak menginginkan sesuatu.
Penatalaksanaan dilakukan kunjungan 4kali :kunjungan awal memberitahu ibu bahwa anaknya mengalami perkembangan meragukan dengan skor KPSP 8 pada aspek sosialisasi dan kemandirian, mengajarkan ibu cara menstimulasi anaknya, dan mengajarkan ibu untuk menstimulasi anak ya sesering mungkin. Kunjungan ke 2 perkembangan anak sesuai dengan skor 9, sudah dapat mengikuti saat ibu melaukan pekerjaan menyapu, memuji ibu atas keberhasilan nya dan menganjurkan ibu untuk memfasilitasi main-mainan kepada anak contohnya seperti mainan masak-masakan,boneka. Kunjungan ke 3 anak masih menangis dan merengek saat menginginkan sesuatu, memberikan konseling kepada ibu untuk selalu mengambilkan barang yang anak mau tanpa menangis dan merengek menganjurkan ibu untuk melakukan stimulasi pada anak untuk perkembangan berikut nya dengan berpedoman buku KIA. Kunjungan ke 4 jumlah skor KPSP dengan jawaban “YA” 10 anak sudah bisa mengikuti ibunya menyapu dengan sapu main-mainan dan sudah tidak menangis saat menginginkan sesuatu. Memuji ibu atas keberhasilan nya dan menganjurkan ibu untuk menstimulasi anaknya untuk perkembangan berikutnya.
Evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan terhadap An.A pada tanggal 11 Maret 2021 didapatkan hasil An.A mengalami perubahan yang awal nya jumlah skor KPSP 8 menjadi 10 maka perkembangan An.A sesuai.
Simpulan bahwa setelah dilakukan asuhan kebidanan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang pada An.A sesuai. Saran yang diberikan untuk ibu An.A untuk terus melanjutkan stimulasi perkembangan anaknya untuk usia selanjutnya dengan berpedoman buku KIA.

Kata Kunci : Perkembangan Sosialisasi Kemandirian, Anak
Daftar Bacaan : 18 (2004-2019)