SARI, SINTIA (2025) GAMBARAN PERESEPAN OBAT KOMBINASI ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG PERIODE JANUARI-JULI TAHUN 2024. Diploma thesis, POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG.
LEMBAR SAMPUL SINTIA SARI.pdf
Download (105kB)
ABSTRAK SINTIA SARI.pdf
Download (227kB)
KATA PENGANTAR SINTIA SARI_compressed.pdf
Download (898kB)
DAFTAR ISI SINTIA SARI.pdf
Download (160kB)
BAB I SINTIA SARI.pdf
Download (198kB)
BAB II SINTIA SARI.pdf
Download (351kB)
BAB III SINTIA SARI.pdf
Download (280kB)
BAB IV SINTIA SARI.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (211kB)
BAB V SINTIA SARI.pdf
Download (139kB)
DAFTAR PUSTAKA SINTIA SARI.pdf
Download (161kB)
LAMPIRAN SINTIA SARI_compressed.pdf
Download (542kB)
Abstract
ABSTRAK
Jumlah penderita gangguan jiwa semakin meningkat setiap tahunnya Saat ini diperkirakan sekitar 450 juta orang di seluruh dunia menderita penyakit jiwa, termasuk skizofrenia. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2019, sekitar 24 juta orang atau 1 dari 300 orang, di seluruh dunia menderita skizofrenia, dengan persentase 0,32%. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 di Indonesia menunjukkan peningkatan jumlah kasus gangguan jiwa menjadi 7 permil, yang berarti ada 7 kasus gangguan jiwa berat seperti skizofrenia atau gangguan psikosis per 1.000 dan diperkirakan ada 450.000 orang dengan 2 Gangguan Jiwa (ODGJ).Provinsi Lampung menempati urutan ke-22. Sebanyak 6 kasus skizofrenia per 1.000 orang di Lampung (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran peresepan obat kombinasi antipsikotik pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung periode januari-juli 2024. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data rekam medis dan resep pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung periode Januari–Juni 2024 dan sampel sebanyak 100 pasien, dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (76%) dan berusia 26–45 tahun (71%).Jenis skizofrenia yang paling umum adalah tipe paranoid (94%). Dalam hal peresepan, jumlah zat aktif yang paling banyak diresepkan sebanyak empat obat (52%) dangan sebagian besar hasil kombinasi pasien menerima kombinasi dua antipsikotik (96%). Antipsikotik atipikal lebih sering diresepkan (55,9%) dibandingkan tipikal (44,1%). Jenis zat aktif yang paling sering digunakan adalah risperidone (48,5%) dan chlorpromazine (38,7%). Dosis paling umum yaitu chlorpromazine 50 mg (27,4%) dan risperidone 3 mg (28%). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa 100% pasien menggunakan kombinasi antipsikotik.
Kata Kunci : Skizofrenia, Antipsikotik, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Daftar bacaan : 29 (2009-2023)
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
| Divisions: | Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Farmasi > Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Farmasi Program Studi D-III Farmasi |
| Depositing User: | Unnamed user with email repository@poltekkes-tjk.ac.id |
| Date Deposited: | 03 Dec 2025 07:28 |
| Last Modified: | 03 Dec 2025 07:28 |
| URI: | http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/7941 |
