HUBUNGAN RIWAYAT ANEMIA KEHAMILAN DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN HADIMULYO BARAT

RINGKASAN

Stunting merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang berdampak pada gangguan pertumbuhan, perkembangan kognitif, dan produktivitas sumber daya manusia di masa depan. Unicef mencatat sebanyak 148.1 juta balita mengalami stunting. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 melaporkan prevalensi stunting nasional sebesar 21.5% (Kemenkes RI, 2024). Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 prevalensi stunting di Provinsi Lampung sebesar 14.9%. Upaya pencegahan stunting dapat dilakukan sejak masa kehamilan, salah satunya dengan memperhatikan status anemia ibu hamil dan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan antara riwayat anemia kehamilan dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan desain penelitian case control study yang dilakukan di Kelurahan Hadimulyo Barat pada 03 Mei – 26 Mei 2025. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di Kelurahan Hadimulyo Barat. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini didasarkan pada analitik kategorikal tidak berpasangan dengan nilai derajat kemaknaan 95% dan dengan kekuatan uji 90%. Sampel penelitian berjumlah 84 balita yang terdiri dari 42 sampel kasus dan 42 sampel kontrol, yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Variabel independen terdiri dari riwayat anemia kehamilan dan riwayat pemberian ASI eksklusif, sedangkan variabel dependen adalah kejadian stunting. Analisis data dilakukan secara univariat yang dilakukan untuk menggambarkan distribusi data dengan menggunakan presentase dan uji analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita dengan riwayat anemia kehamilan sebesar 26,19% dan balita yang mendapat ASI eksklusif sebesar 47,62%. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat anemia kehamilan terhadap kejadian stunting (p value = 0,013, OR = 3,692, CI: 1,2-10,7), dan terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif terhadap stunting (p value = 0,000, OR = 6,287, CI: 2,4-16,2).
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara riwayat anemia kehamilan dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Hadimulyo Barat. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan dalam meningkatkan upaya pencegahan stunting melalui promosi ASI eksklusif dan edukasi kepada ibu tentang pencegahan anemia, khususnya selama masa kehamilan.

Kata kunci : Stunting, Anemia Kehamilan, ASI Eksklusif, Balita