FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BERISIKO HIV/AIDS PADA REMAJA YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS GANJAR AGUNG METRO BARAT

RINGKASAN

HIV/AIDS merupakan permasalahan kesehatan global yang masih menjadi perhatian serius, khususnya pada remaja yang termasuk kelompok rentan. Menurut data WHO 2023 nilai prevalensi kasus HIV/AIDS didunia telah mencapai 39,9 juta. Di Indonesia angka kasus HIV/AIDS turun dari 526.841 kasus pada tahun 2022 menjadi 515.455 kasus ODHIV pada tahun 2023. Di Provinsi Lampung, jumlah HIV/AIDS naik dari 730 HIV, 159 AIDS pada tahun 2022 menjadi 927 kasus HIV, 159 AIDS pada tahun 2023. Dari data tersebut menunjukkan adanya peningkatan kasus HIV di Provinsi Lampung. Pada tahun 2023 Kota Metro menjadi urutan ke 5 kasus tertinggi di Lampung sebanyak 75 kasus ODHIV, Puskesmas Ganjar Agung Metro Barat menjadi urutan pertama dengan kasus tertinggi di wilayah Metro sebanyak 17 kasus baru ditahun 2023. Perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja disebabkan oleh pengaruh negatif dari teman sebaya, sikap permisif terhadap tindakan berisiko serta kurangnya pengawasan dan edukasi dari orang tua. Dampak HIV/AIDS dapat rentan terhadap berbagai penyakit, masalah sosial dan emosional yang disebabkan oleh stigma negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berisiko pencegahan HIV/AIDS pada remaja yang berkunjung di Puskesmas Ganjar Agung Metro Barat.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah remaja yang berkunjung di Puskesmas Ganjar Agung Metro Barat berjumlah 562, sampel penelitian berjumlah 106 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner dan analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian pada remaja menunjukkan 91,5% remaja memiliki perilaku tidak berisiko pencegahan HIV/AIDS, proporsi peran teman sebaya baik sebanyak 84%, proporsi sikap positif sebanyak 56,6%, proporsi peran orang tua baik sebanyak 62%. Hasil uji statistik ada hubungan antara peran teman sebaya (p-value = 0,005) dan Sikap (p-value= 0,010) dengan perilaku berisiko pencegahan HIV/AIDS pada remaja. Tidak ada hubungan peran orang tua p-value = 0,158 dengan perilaku berisiko pencegahan HIV/AIDS pada remaja.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan signifikan antara peran teman sebaya, sikap dengan perilaku berisiko pencegahan HIV/AIDS pada remaja dan tidak terdapat hubungan antara peran orang tua dengan perilaku berisiko pencegahan HIV/AIDS pada remaja. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi Puskesmas dan pihak terkait untuk meningkatkan edukasi dan upaya pencegahan HIV/AIDS di kalangan remaja.

Kata Kunci : Faktor-faktor, HIV/AIDS, perilaku berisiko, remaja