ROSELLA, YUS (2025) HUBUNGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DAN PREMATUR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
1.LEMBAR SAMPUL.pdf
Download (172kB)
2.RINGKASAN.pdf
Download (198kB)
3. KATA PENGANTAR.pdf
Download (736kB)
4. DAFTAR ISI.pdf
Download (227kB)
5. BAB I.pdf
Download (237kB)
6. BAB II.pdf
Download (430kB)
7. BAB III.pdf
Download (339kB)
8. BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (320kB)
9. BAB V.pdf
Download (220kB)
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf
Download (204kB)
11. LAMPIRAN.pdf
Download (917kB)
Abstract
RINGKASAN
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Berdasarkan World Health Organization (WHO) pada tahun 2022 sebanyak 2,4 juta bayi baru lahir meninggal pada periode neonatal (bulan pertama kehidupan) sebanyak 75% neonatal meninggal pada minggu pertama kehidupan dengan kejadian Asfiksia Neonatorum. Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta, adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Dampak yang dapat ditimbulkan dari asfiksia yaitu pada kerusakan organ, hipoksia yang parah seperti jantung, paru-paru, hati, usus, ginjal, dan kerusakan pada otak. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis hubungan bayi berat badan lahir rendah dan prematur dengan kejadian asfiksia di RSUD Jenderal Ahmad Yani kota Metro.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian case control. Populasi kasus adalah seluruh bayi baru lahir dengan asfiksia, populasi kontrol seluruh bayi baru lahir yang tidak asfiksia, sampel penelitian berjumlah 66 responden yang terdiri dari 33 sampel kasus dan 33 sampel kontrol, yang diambil berdasarkan teknik simple random sampling. Analisis menggunakan uji chi square dengan menentukan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian pada bayi asfiksia (kelompok kasus) didapatkan distribusi frekuensi bayi berat badan lahir rendah 57,6% dan distribusi frekuensi bayi prematur 68,2%. Hasil uji statistik ada hubungan antara bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian asfiksia dengan p-value = 0,001 dan OR = 0,154 bahwa bayi yang berat badan lahir rendah memiliki resiko 0,154 kali lebih besar mengalami asfiksia, serta bayi prematur dengan kejadian asfiksia dengan p-value = 0,034 dan OR = 0,267 yang artinya bahwa bayi yang prematur akan memiliki resiko 0,267 lebih besar mengalami asfiksia dibandingkan bayi yang tidak prematur.
Kesimpulan penelitian ada hubungan antara bayi berat badan lahir rendah dan prematur dengan kejadian asfiksia. Upaya yang dilakukan untuk mencegah kejadian asfiksia dapat memeriksakan kehamilan secara komprehensif, terutama bagi ibu dengan faktor risiko tinggi seperti usia terlalu muda/terlalu tua, kehamilan dengan penyakit penyerta, status gizi rendah, atau riwayat kehamilan bermasalah dan meningkatkan promotif dan preventif terkait dengan terkenanya resiko berat badan lahir rendah dan prematur dengan kejadian asfiksia.
Kata kunci : Asfiksia, berat badan lahir rendah, prematur
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
| Divisions: | Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan > Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Metro |
| Depositing User: | ruang baca Bidan metro |
| Date Deposited: | 22 Oct 2025 04:35 |
| Last Modified: | 22 Oct 2025 04:35 |
| URI: | http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/7551 |
