PENGARUH PEMANASAN PADA PROSES FIKSASI JARINGAN HISTOLOGI GINJAL MENCIT (Mus musculus) TERHADAP KUALITAS SEDIAAN DENGAN PEWARNAAN HEMATOXYLIN EOSIN (HE)

ABSTRAK

Fiksasi adalah proses pengawetan kimia dari jaringan biologis, tujuannya untuk mencegah degradasi jaringan dan menghentikan aktivitas enzimatik yang dapat mengubah atau merusak jaringan. Suhu/temperatur sangat berpengaruh dalam proses fiksasi jika menggunakan teknik pemanasan disarankan dimulai dari suhu kamar yang ditingkatkan secara perlahan sehingga suhu mencapai 45°C. Suhu fiksasi yang lebih tinggi sampai 65°C juga dapat dilakukan dengan waktu yang singkat. Pemanasan dalam histologi adalah langkah yang digunakan untuk meningkatkan penetrasi agen fiksasi ke dalam jaringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sediaan yang difiksasi menggunakan pemanasan dengan meningkatkan suhu dan mempersingkat waktu fiksasi. Jenis penelitian ini bersifat eksperimen, 25 preparat jaringan ginjal mencit dibagi dalam 5 perlakuan yang difiksasi pada suhu (20-25℃) dan suhu 40℃ waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Dilakukan uji statistik Kruskall Wallis Test dengan nilai signifikasi p<0,05. Hasil kualitas sediaan histologi ginjal mencit dengan fiksasi tanpa pemanasan (20-25℃) memiliki rerata skor paling tinggi (12), fiksasi suhu 40℃ waktu 4 jam didapatkan rerata skor (11,6), waktu 3 jam (11,4), waktu 2 jam (8,6), waktu 1 jam (6,8). Berdasarkan skoring penilain kualitas sediaan dikatakan baik jika memiliki skor 10-12, yang berarti kelima perlakuan terdapat 3 perlakuan memiliki kualitas baik, 1 perlakuan memiliki kualitas kurang baik dan 1 perlakuan memiliki kualitas tidak baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksasi suhu 40℃ waktu 1 jam memiliki hasil tidak baik, fiksasi suhu 40℃ waktu 2 jam memiliki hasil kurang baik dan fiksasi suhu 40℃ waktu 3 jam dan 4 jam memiliki hasil baik.

Kata Kunci : Ginjal Mencit (Mus muculus), Kualitas Sediaan, Fiksasi, Waktu.
Daftar Bacaan : 27 (1943-�2023)