MUSYAFFA, M. ABDUH (2024) ANALISIS PERFUSI PERIFER PADA PASIEN POSTSECTIO CAESAREA DENGAN INTERVENSI ELEVASI KAKI DI RS MUHAMMADIYAH METRO TAHUN 2024. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
LEMBAR SAMPUL.pdf
Download (23kB)
ABSTRAK.pdf
Download (18kB)
KATA PENGANTAR.pdf
Download (996kB)
DAFTAR ISI.pdf
Download (14kB)
BAB I.pdf
Download (222kB)
BAB II.pdf
Download (225kB)
BAB III.pdf
Download (128kB)
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (145kB)
BAB V.pdf
Download (11kB)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Download (252kB)
LAMPIRAN.pdf
Download (1MB)
Abstract
Perfusi perifer tidak efektif terjadi akibat penurunan sirkulasi darah pada yang sering terjadi pada pasien postsectio caesarea(SC). PrevalensiSCdi Indonesia adalah sebesar 17.6%. Angka persalinan SCdi Provinsi Lampung sebesar 13.2%.Data RS Muhammadiyah Kota Metro ditemukan semua pasien post SC menderita perfusi perifer tidak efektif berupa penurunan tekanan darah, penurunan nadi, mengeluh lemah dan tampak pucat.Selain itu, hipoperfusi organ vital juga dapat terjadi.Dampak perfusi perifer tidak efektif pada ibu dapat dilihat dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, syok, abortus, dan merupakan penyebab utama kematian maternal karena perdarahan pasca partum. Tindakan pencegahan dapat dilakukan supaya kejadian hipotensi pasca operatif di ruang pemulihan tidak terjadi. Salah satu tindakan yang dianjurkan adalah posisi meninggikan atau elevasi kaki untuk mempercepat aliran balik darah dan terjadinya peningkatan volume darah ke jantung. Tujuan asuhan keperawatan ini untuk perfusi perifer pada pasien post SC dengan intervensi elevasi kaki 45°. Metode yang digunakan yaitu asuhan keperawatan yang berfokus pada satu pasien dengan post SC dengan gangguan perfusi perifer. Asuhan ini telah dilakukan pada 06-11 Mei 2024 di RS Muhammadiyah Kota Metro. Hasil asuhan didapatkan faktor penyebab perfusi perifer tidak efektif pada pasien post SC yaitu efek spinal anestesi pada pasien, kecemasan, pola tidur, kadar hemoglobin dan faktor lingkungan menjadifaktor penyebab perfusi perifer tidak efektif. Hasil intervensi elevasi kaki idapatkan tanda-tanda vital sebelum diberikan intervensi dengan TD 112/68 mmHg, nadi 72 kali/menit, dan pitting edema skala +1. Setelah intervensi selama 15 menit pemberian selama 3 hari pemberian elevasi lalu diukur tanda-tanda vital berupa TD 130/82 mmHg, nadi 96 kali/menit serta dan tidak ada. Penulis menyarankan ada baiknya elevasi kaki dapat dijadikan sebagaiintervensipendukungdalam melakukan asuhan keperawatan untuk mengatasi perfusi perifer tidak efektif pada pasien post SC.
Kata Kunci : Perfusi perifer, elevasi kaki, SC
Bahan Pustaka : 48 (2010-2024)
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RD Surgery R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Keperawatan > Poltekkes Tanjungkarang Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Pendidikan Profesi Ners |
Depositing User: | Unnamed user with email repository@poltekkes-tjk.ac.id |
Date Deposited: | 15 Jul 2024 02:46 |
Last Modified: | 15 Jul 2024 02:46 |
URI: | http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/6084 |