IMPLEMENTASI TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK PADA PASIEN DENGAN NYERI POST OPERASI OPEN PROSTATECTOMY DI RUANG ANGGREK DI RS MARDI WALUYO

World Health Organization(WHO) pada tahun 2020 di dunia penderita BPH sebanyak 150 juta dari jumlah kasus sebagian besar pasien berusia diatas 40 tahun. Di Indonesia pada tahun 2019 terdapat 6.2 juta kasus.Data Provinsi Lampung jumlah kasus BPH mencapai 689 kasus. Salah satu tindakan pembedahan BPH adalah open prostatectomy.Dalam prosedur open prostatectomy dapat menimbulkan nyeri. Penanganan yang digunakan untuk menurunkan nyeri postopen prostatectomyberupa penanganan non farmakologi, salah satunya adalah teknik relaksasi autogenik. Tujuan dari asuhan keperawatan ini adalah menerapkan teknik relaksasi autogenik pada pasien dengan nyeri akut untuk menurunkan nyeri. Jenis penelitian ini adalah single caseyaitu implementasi yang menekankan hanya pada sebuah unit kasus saja. Metode pengumpulan data menggunakan lembar pengkajian asuhan keperawatan bedah dan lembar numeric rating scale. Asuhan ini menggunakan satu pasien post open prostatectomy. Hasil asuhan yang didapatkan pasien Tn.S usia 64 tahun dengan diagnose medis benigna prostat hyperplasia diagnosis keperawatan nyeri akut. Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari didapatkan penurunan nyeri pada hari ke-1 sebelum dilakukan teknik relaksasi autogenik skala nyeri 6 setelah dilakukan teknik relaksasi autogenik skala nyeri 5. Hari ke-2 sebelum melakukan relaksasi skala nyeri 5 setelah dilakukan skala 3. Hari ke-3sebelum dilakukan relaksasi skala nyeri 3 setelah dilakukan skala nyeri 2.Kesimpulan dari 3 hari asuhan keperawatan didapatkan adanya penurunan dari skala 6 pada hari pertama, menjadi skala 2 pada hari ketiga. Saran intervensi relaksasi autogenik dapat diterapkan pada pasien post operasi untuk menurunkan nyeri.

Kata kunci : relaksasi autogenik, benigna prostat hyperplasia, post open prostatectomy
Referensi : 44 (2009-2023)