MURSIDAH, AZZAHRA SOFIA (2022) GAMBARAN FAKTOR–FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA STUNTING PADA BALITA STUNTING DI KELURAHAN WAY LAGA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022. Diploma thesis, Poltekkes Tanjungkarang.
1. LEMBAR SAMPUL.pdf
Download (299kB)
2. ABSTRAK.pdf
Download (299kB)
3. KATA PENGANTAR.pdf
Download (581kB)
4. DAFTAR ISI.pdf
Download (302kB)
5. BAB I.pdf
Download (315kB)
6. BAB II.pdf
Download (658kB)
7. BAB III.pdf
Download (312kB)
8. BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (385kB)
9. BAB V.pdf
Download (187kB)
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf
Download (433kB)
11. LAMPIRAN.pdf
Download (1MB)
Abstract
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya. Stunting disebabkan oleh multi faktor, seperti berat badan lahir rendah (BBLR), ASI eksklusif, status ekonomi, hygiene dan sanitasi lingkungan, serta pendidikan ibu. Stunting akan memberikan dampak buruk pada kehidupan balita di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) (2017), stunting di Provinsi Lampung masih tergolong tinggi yaitu 31,6%. Data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) (2020), prevalensi stunting di Kelurahan Way Laga masih tergolong tinggi, beberapa diantaranya yaitu di Posyandu Melati (41,9%), Bougenville (38,4%), dan Sukamaju (31%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor–faktor penyebab terjadinya stunting pada balita stunting di Kelurahan Way Laga Kota Bandar Lampung.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Way Laga Kota Bandar Lampung yaitu di Posyandu Melati, Bougenville, dan Sukamaju yang dimulai dari bulan November - Desember 2021 dan dilanjut pada bulan Mei – Juni 2022. Sampel pada penelitian ini yaitu balita stunting yang berumur 24 – 59 bulan sebanyak 42 anak balita. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada balita stunting di Kelurahan Way Laga yaitu pendek (stunted) 88,1% dan sangat pendek (severely stunted) 11,9%. Balita stunting yang memiliki riwayat BBLR 28,6%, tidak diberikan ASI eksklusif sebesar 83,3%, memiliki status ekonomi keluarga dibawah UMR 73,8%, perilaku hygiene dan sanitasi 100% baik, dan mayoritas pendidikan ibu tamat SMP (38,1%).
Penanggulangan stunting dapat dilakukan sejak bayi dalam kandungan yaitu adanya edukasi tentang 1000 HPK pada ibu hamil yang dapat mencegah terjadinya berat badan lahir rendah dan dilanjutkan dengan pendampingan pemberian ASI dan MPASI yang tepat dan dilanjutkan pemberian ASI hingga 2 tahun.
Kata kunci : stunting, anak balita, dan status gizi
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Gizi > Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Gizi Program Studi DIII Gizi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository@poltekkes-tjk.ac.id |
Date Deposited: | 22 Feb 2023 04:23 |
Last Modified: | 22 Feb 2023 04:23 |
URI: | http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/3295 |