ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI PENDENGARAN PADA KASUS SKIZOFRENIA TERHADAP Tn.D DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABUMI II LAMPUNG UTARA TANGGAL 09-14 MARET 2020

Kasus skizofrenia di Lampung Utara tahun 2018 sebanyak 906 kasus jiwa dimana (40%) pasien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi, pada tahun 2019 naik menjadi 911 dimana (60%) pasien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi (Dinas Kesehatan Lampung Utara, 2020). Sementara itu data yang didapatkan dari Puskesmas Kotabumi II Lampung Utara pada tahun 2018- 2019 terdapat 41 kasus gangguan jiwa dimana 22 orang (56,5%) dengan ganguan sensori persepsi: halusinasi dan di tahun 2020 (periode Januari-Maret) terdapat 42 kasus dimana 23 orang (54%) dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi. Angka kejadian perubahan sensori persepsi : halusinasi yang tinggi memerlukan upaya yang khusus untuk menanganinya. Jika tidak akan berakibat buruk bagi pasien, keluarga orang lain di lingkungan. Sering ditemui penderita skizofrenia dapat melakukan tindak kekerasan karena halusinasi, sehingga pemberian asuhan keperawatan diharapkan mampu menangani hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan masalah adalah “bagaimana gambaran asuhan keperawatan klien halusinasi pendengaran pada kasus skizofrenia setelah diberikan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan halusinasi pada Tn. D di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi IILampung Utara.
Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah memperoleh gambaran secara nyata penerapan asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan Sensori Persepsi; Halusinasi pendengaran pada kasus Skizofrenia terhadap Tn. D di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II.
Hasil pengkajian yang di dapat pada kasus Tn. D adalah Klien mengatakan mendengar suara bisikan dan sering berbicara sendiri.orang tua klien juga mengatakan klien kadang suka marah-marah sampai memukul ibu nya.klien tampak diam namun menjawab bila ditanya oleh perawat. Klien suka keluyuran. Badan klien tampak kotor dan bau. Hasil pengkajian yang penulis dapatkan dari kasus Tn. D , maka dapat di tegakkan diagnosa keperawatan yang sama dengan teori adalah gangguan persepsi sensori:halusinasi pendengaran , risiko perilaku kekerasan dan defisit perawatan diri. Intervensi dan implementasi yang penulis lakukan pada diagnosa halusinasi meliputi 4 strategi yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan cara mengahardik, minum obat, bercakap-cakap dengan orang lain dan aktifitas terjadwal aktifitas terjadwal.
Simpulan didapatkan gambaran secara nyata asuhan keperawatan jiwa pada Tn. D dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran mulai dari pengkajian, diagnosa, rencana tindakan keperawatan jiwa, implementasi, evaluasi.Saran yang di berikan kepada pihak puskesmas II diharapkan pihak Puskesmas ,khususnya yang mengelola program keperawatan jiwa untuk membuat jadwal kunjungan ke rumah klien (minimal 2-3 kali dalam sebulan) untuk menerapkan strategi pelaksaaan keperawatan baik kepada klien maupun keluarga agar klien dapat mandiri dalam mengatasi masalah halusinasinya dan keluarga juga bisa dapat membantu klien mengatasi masalah halusinasi
Kata kunci :Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Presepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
Daftar bacaan : 10 (2009 – 2020)