ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA KASUS STROKE HEMORAGIK TERHADAP Ny.S DI RUANG SYARAF RSD MAYJEND HM RYACUDU KOTABUMI LAMPUNG UTARA TANGGAL 11-13 MARET 2021

Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak, yang sering terjadi pada usia 20-60 tahun dan biasanya stroke hemoragik timbul setelah beraktivitas, emosi atau marah. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) penyakit stroke di Indonesia pada tahun 2018 di perkirakan sebanyak 10,9%. Sementara itu, di Ruang Syaraf RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara tercatat jumlah pasien yang dirawat karena penyakit stroke pada tahun 2020 adalah 295 orang.
Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah memberikan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenasi Pada Kasus Stroke Hemoragik. Dari hasil pengkajian ditemukan data berupa klien mengalami penurunan kesadaran, kelemahan pada anggota tubuh bagian kanan, dan peningkatan tekanan darah yang merupakan manifestasi klinis dari gangguan pada sistem neurologis.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas didapatkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny,S yaitu gangguan perfusi jaringan serebral, hipertermia, dan gangguan mobilitas fisik. Luaran yang dipilih antara lain : perfusi serebral (L.02014), termogulasi (L.14134), mobilitas fisik (L.05042), status neurologis (L.06053). Serta intervensi yang dipilih antara lain : manajemen peningkatan tekanan intrakranial (I.06194), pemantauan tekanan intrakranial (I.06198), pengaturan posisi (I.01019), manajemen hipertermia (I.155506), dukungan mobilisasi (I.05173), perawatan neurologis (I.06197), perawatan tirah baring (I.14572), pencegahan luka tekan (I.14543).
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa tersebut diantaranya : mengkaji tingkat kesadaran, mengkaji tanda-tanda vital, meletakan posisi kepala dan leher klien dalam posisi netral, memberi posisi kesejajaran tubuh yang tepat, memberikan kompres hangat pada dahi dan leher, memberi posisi miring kanan dan kiri, menjaga seprai tetap kering dan bersih, menjelaskan tanda-tanda kerusakan kulit, memberi obat sesuai intruksi dokter. Hasil evaluasi pada diagnosa hipertermia masalah teratasi, diagnosa gangguan perfusi jaringan serebral masalah teratasi sebagian, dan diagnosa gangguan mobilitas fisik belum teratasi.
Saran dari penulisan laporan ini, diharapkan RSD Mayjen HM Ryacudu Kotabumi dapat meningkatkan fasilitas sarana maupun prasarananya seperti mengadakan alat monitoring CPP khusunya diruang syaraf, memperjelas dalam pendokumentasian pemberian terapi obat seperti pemberian manitol diberikan pukul berapa sampai dengan pukul berapa, serta prodi keperawatan kotabumi dapat menambah penyediaan referensi buku terbaru dan terkini bagi mahasiswa/i.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, stroke Hemoragik, gangguan sistem syaraf.
Sumber bacaan : 13 (2001-2018)