Asupan makanan erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam pemberian asupan makanan dan gizi kepada anak balita. Anak balita adalah kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat kekurangan gizi dan jumlahnya dalam populasi besar. Demikian juga hal ini diperkuat dengan teori menurut Johannson dkk (1998) yang menyatakan bahwa malnutrisi dapat meningkatkan resiko terjadinya karies. (Moynihan PJ, 1995). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi anak balita dan perilaku ibu dalam pemberian asupan asupan makanan dengan kejadian karies gigi di Puskesmas kota Bandar Lampung.. Jenis penelitian adalah dengan metode analitik dengan pendekatan kasus kontrol (case control). Populasi adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita yang datang mengunjungi Puskesmas di kota Bandar Lampung untuk melakukan perawatan dan pemeriksaan kesehatan anaknya. Sampel adalah sebesar 182 responden dimana 91 responden ibu dengan kasus karies gigi pada anak dan 91 responden ibu dengan tidak terdapat karies gigi pada anak. Teknik pengambilan sampel dengan random sampling.Dari hasil analisis univariat diperoleh keterangan bahwa status gizi buruk (pendek) terdapat sebesar 37 anak (20,3%) dan status gizi normal sebesar 145 anak (79,7%). Perilaku ibu dalam pemberian asupan makanan anak balita yang kurang baik terdapat sebesar 86 orang (47,3%) dan perilaku ibu yang baik sebesar 96 orang (52,7%). Dari hasil analisis bivariat diperoleh keterangan bahwa status gizi anak balita mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian karies gigi anak balita yang datang mengunjungi Puskesmas di kota Bandar Lampung tahun 2013
Abstract :Energy, poly unsaturated fatty acid, and cholesterol intake and also body mass index (BMI) with blood cholesterol in outpatients with coronary heart desease.Coronary heart disease occurs as the peak in adverse health lifestyle including unhealthy eating patterns. Consumption of foods that high in calories and high in fat can cause negative health effects, such as obesity and high blood cholesterol levels. This study is an analytic study with cross sectional approach, to identify the correlation between energy intake, polyunsaturated fatty acids, cholesterol and BMI in outpatients with coronary heart desease in RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek, Lampung province.Variables examined included energy intake, polyunsaturated fatty acids, cholesterol, BMI and blood cholesterol levels in outpatients with coronary heart disease who were in a Poly Heart RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek, Lampung Province. The sample of this study 46 patients with accidental sampling technique.Based on statistical test showed that the distribution of the age is of 55-64 years old at most (37%), male sex (54.3%), civil servants (47.8%), the most latest education is an undergraduate (60.9%), energy intake is less well respondents (93.5%), intake of polyunsaturated fatty acids is less well (82.6%), unfavorable cholesterol intake (73.9%), most of respondent is not obese (87%), and having normal total blood cholesterol levels by 58.7%.From the bivariate results showed no significant correlation between cholesterol intake and blood cholesterol levels (p value = 0.035) and no significant relationship between energy intake, polyunsaturated fatty acids, and BMI with high blood cholesterol levels. It is recommended to increase the role cooperation between doctors, nurses and nutritionists to provide knowledge about coronary heart disease, especially about nutrition intake.
Pelayanan antenatal yang berkualitas mempunyai kedudukan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Salah satu solusi terbaru untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah dengan melaksanakan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) melalui pemasangan stiker persalinan pada semua rumah ibu hamil. Masalah dalam penelitian ini adalah cakupan K4 nya belum mencapai target dan 60% ibu hamil belum mengetahui tentang P4K yang berkaitan dengan kehamilannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Antenatal Care di wilayah Puskesmas Natar tahun 2013.
Desain penelitian ini berjenis analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang ada diwilayah Puskesmas Natar tahun 2013 yang berjumlah 337 orang. Sampel dalam penelitian berjumlah 183 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan cara diundi. Data yang digunakan data primer. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan chi square.Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Antenatal Care (p value 0,787). Kesimpulan dalam penelitian ini tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang P4K dengan antenatal care di wilayah Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013. Saran yang penulis ajukan kinerja yang selama ini dilakukan oleh bidan lebih ditingkatkan terutama berkaitan dengan pemberian promosi kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
The effect of climate factors and density of larvae Ae.aegypti for DHF incidence. Pringsewu district incidence of DHF in 2011 is 30.83/100,000 population, and 2012 increased to 119.16/100,000 population or 381.92% greater than the national average. One of the factors that lead to high incidence of DHF is climate change.This study to determine the effect of climate factors and density of larvae Ae.aegypti for DHF incidence at district Pringsewu. Data analyzed were January 2011-December 2012 from the Health Office of Pringsewu and Meteorology and Geophysics Agency of Lampung Province. The variables studied are rainfall, temperature, humidity, wind speed, density and the incidence of dengue larvae Ae.aegypti. The analysis techniques using path analysis ( path analysis ).The results of the study found that the climatic factors that affect the density of larvae Ae.aegypti are rainfall, amounting to 0.456 (p = 0.025). So that each increase of 1 mm rainfall will increase the density of larvae Ae.aegypti (House Index) of 0.456 %. Total rainfall amount of influence on the incidence of dengue through mosquito larvae density of 0.210 Ae.aegypti. While the influence of external factors on the incidence of DHF is not examined in this study was 0.825. Environmental management by modification and manipulation of the environment is the only one of the most effective efforts to reduce of larvae density and the incidence of DHF. So that public health education activities became subject to create behavioral activity against mosquito bite prevention, the behavior of the control larvae, and health seeking behavior in DHF after infection.
Pelayanan antenatal yang berkualitas mempunyai kedudukan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Salah satu solusi terbaru untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah dengan melaksanakan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) melalui pemasangan stiker persalinan pada semua rumah ibu hamil. Masalah dalam penelitian ini adalah cakupan K4 nya belum mencapai target dan 60% ibu hamil belum mengetahui tentang P4K yang berkaitan dengan kehamilannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Antenatal Care di wilayah Puskesmas Natar tahun 2013.
Desain penelitian ini berjenis analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang ada diwilayah Puskesmas Natar tahun 2013 yang berjumlah 337 orang. Sampel dalam penelitian berjumlah 183 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan cara diundi. Data yang digunakan data primer. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan chi square.Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Antenatal Care (p value 0,787). Kesimpulan dalam penelitian ini tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang P4K dengan antenatal care di wilayah Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013. Saran yang penulis ajukan kinerja yang selama ini dilakukan oleh bidan lebih ditingkatkan terutama berkaitan dengan pemberian promosi kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Pelayanan antenatal yang berkualitas mempunyai kedudukan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Salah satu solusi terbaru untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah dengan melaksanakan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) melalui pemasangan stiker persalinan pada semua rumah ibu hamil. Masalah dalam penelitian ini adalah cakupan K4 nya belum mencapai target dan 60% ibu hamil belum mengetahui tentang P4K yang berkaitan dengan kehamilannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Antenatal Care di wilayah Puskesmas Natar tahun 2013.
Desain penelitian ini berjenis analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang ada diwilayah Puskesmas Natar tahun 2013 yang berjumlah 337 orang. Sampel dalam penelitian berjumlah 183 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan cara diundi. Data yang digunakan data primer. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan chi square.Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Antenatal Care (p value 0,787). Kesimpulan dalam penelitian ini tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang P4K dengan antenatal care di wilayah Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013. Saran yang penulis ajukan kinerja yang selama ini dilakukan oleh bidan lebih ditingkatkan terutama berkaitan dengan pemberian promosi kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
The effect of climate factors and density of larvae Ae.aegypti for DHF incidence. Pringsewu district incidence of DHF in 2011 is 30.83/100,000 population, and 2012 increased to 119.16/100,000 population or 381.92% greater than the national average. One of the factors that lead to high incidence of DHF is climate change.This study to determine the effect of climate factors and density of larvae Ae.aegypti for DHF incidence at district Pringsewu. Data analyzed were January 2011-December 2012 from the Health Office of Pringsewu and Meteorology and Geophysics Agency of Lampung Province. The variables studied are rainfall, temperature, humidity, wind speed, density and the incidence of dengue larvae Ae.aegypti. The analysis techniques using path analysis ( path analysis ).The results of the study found that the climatic factors that affect the density of larvae Ae.aegypti are rainfall, amounting to 0.456 (p = 0.025). So that each increase of 1 mm rainfall will increase the density of larvae Ae.aegypti (House Index) of 0.456 %. Total rainfall amount of influence on the incidence of dengue through mosquito larvae density of 0.210 Ae.aegypti. While the influence of external factors on the incidence of DHF is not examined in this study was 0.825. Environmental management by modification and manipulation of the environment is the only one of the most effective efforts to reduce of larvae density and the incidence of DHF. So that public health education activities became subject to create behavioral activity against mosquito bite prevention, the behavior of the control larvae, and health seeking behavior in DHF after infection.
Minuman jajanan es sirup banyak digemari oleh anak-anak Sekolah Dasar, namun mereka tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh minuman jajanan es sirup yang tidak higenienis, yaitu dapat menyebabkan penyakit diare. Berdasarkan data dari koran Lampost pada November 2011; di RSUAM (Rumah Sakit Umum Dr. Abdoel Moeloek) Kota Bandar Lampung, setiap tahun terjadi kematian anak karena diare sebesar 10%, dari 10 anak yang terkena diare, ada 1 anak meninggal setiap tahunnya. Indikator kualitas minuman jajanan berdasarkan Mikrobiologi dapat dilihat dari adanya bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman tersebut. Kehadiran bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman merupakan indikator terdapatnya bakteri patogen yang menyebakan penyakit, tiphus, muntah dan diare. Tujuan dari penelitian nin adalah untuk mengetahui kualitas minuman jajanan (es sirup) pada kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung ditinjau dari Mikrobiologi. Hasil penelitian didapatkan bahwa Jumlah bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota Bandar Lampung adalah 0/100 ml sampel sampai dengan ≥979/100 ml sampel. Kualitas minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota Bandar Lampung 100% tidak memenuhi syarat Kepmenkes RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010.
Sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan dari kerak bumi setelah mengalami pemanasan geotermal. Sumber air panas merupakan media pertumbuhan yang cocok bagi bakteri termofilik. Bakteri termofilik merupakan kelompok bakteri yang beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang bersuhu tinggi, yaitu dengan suhu berkisar 45°- 90°C. Habitat alami bakteri termofilik tersebar luas di seluruh permukaan bumi, diantaranya pada sumber-sumber air panas, kawah gunung berapi atau daerah vulkanik (Labeda, 1990 dalam Martharina,2010). Tujuan penelitian yaitu mengetahui adanya bakteri termofilik serta melakukan isolasi dan identifikasi karakteristik bakteri termofilik yang berasal dari sumber air panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan. Metode penelitian ini adalah eksploratif. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap, tahap pertama menumbuhkan bakteri pada media yang sesuai, tahap kedua melakukan isolasi dan tahap ketiga melakukan identifikasi untuk mengetahui karakteristik bakteri termofilik meliputi morfologi secara mikroskopi, morfologi koloni dan sifat-sifat biokimia. Hasil penelitian diperoleh 7 isolat bakteri termofilik, masuk kedalam genus Bacillus berdasarkan karakteristik fenotipik. Sehingga perlu dilakukan identifikasi secara taksonomi numerik atau taksonomi genetik untuk mengetahui kesamaan genus atau spesies bakteri.
Di Indonesia, kasus mioma uteri ditemukan di 2.39 -11,7% pada semua pasien dalam perawatan obstetrik (Wiknjosastro, 2010). Terjadi peningkatan kejadian mioma uteri dari tahun ke tahun dan tiga tahun berturut-turut masih menempati urutan ke tiga setelah abortus dan kanker serviks di RSAM Bandar Lampung Tahun 2013. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan usia dan paritas dengan kejadian mioma uteri di RSAM Bandar Lampung Tahun 2013. Penelitian ini merupakan analitik. Desain penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita penderita penyakit ginekologi yang pernah dirawat di ruang Delima RSUD Dr.Hi. Abdoel Moeloek Bandar Lampung, tahun 2013. Sampel penelitian ini 29 sampel kasus dan 29 sampel kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis penelitian ini adalah univariat berupa prosentase dan bivariat dengan uji chi square. Kejadian mioma uteri paling banyak terjadi pada wanita usia berresiko (20-50 tahun) sebanyak 65,7% dan Paritas berresiko (0-1) sebanyak 64,7%. Hasil analisis bivariatdidapatkan usia (pvalue = 0,007) dan paritas (pvalue = 0,249). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara usia dan kejadian mioma uteri.