ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN PADA KASUS SKIZOFRENIA TERHADAP TN. A DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABUMI II KABUPATEN LAMPUNG UTARA TANGGAL 08-11 MARET 2021

Menurut WHO (2019). Terdapat 264 juta orang mengalami depresi, 45 juta orang menderita gangguan bipolar, 50 juta orang mengalami demesia, dan 20 juta orang jiwa mengalami skizofrenia.Kasus gangguan jiwa menurut Balitbang Kemenkes (2018) mengalami peningkatan. Tahun 2013 kasus gangguan jiwa sebanyak 1,7% per 1.000 penduduk dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 7%. Didapatkan prevalensi gangguan mental emosional mengalami peningkatan dari 6% menjadi 9,8 % pada penduduk umur lebih dari 15 tahun Angka ini hampir merata pada seluruh Provinsi di Indonesia. prevalensi gangguan jiwa berat (skizofrenia) di Indonesia, Lampung termasuk urutan ke 13 dengan nilai 3.0%, di Kabupaten Lampung Utara sekitar 5,51%.(Riskesdas, 2018). Berdasarkan data Puskesmas Kotabumi II Lampung Utara 2021, kasus gangguan jiwa tahun 2018 sampai 2019 terdapat 41 kasus dimana 53,7% dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi dan pada tahun 2020 terdapat 44 kasus dimana 54,5% orang dengan gangguuan persepsi sensori: Halusinasi. Rumusan masalah bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada Tn. A dengan halusinasi penglihatan pada kasus skizofrenia. Tujuan asuhan keperawatan jiwa secara nyata pada klien Tn. A pada kasus skizofrenia dengan masalah keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan di Puskemas Kotabumi II Lampung Utara.
Hasil pengkajian pada Tn. A penulis mendapatkan informasi klien sering melihat bayangan-bayangan, bayangan tersebut muncul saat sendiri, klien menyendiri di kamar, klien malu dengan penyakit yang ia derita sehingga jarang keluar rumah Diagnosa yang di dapat pada saat pengkajian Tn. A yaitu Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan, Isolasi sosial, dan Harga Diri Rendah. Intervensi dan implementasi yang penulis lakukan pada diagnosa halusinasi penglihatan meiputi strategi peaksanaan yaitu mengenal halusinasi dan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan aktivitas terjadwal. Evaluasi yang didapatkan saat ini Tn. A dapat melakukan empat cara mengontrol halusinasi menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan meakukan kegiatan aktivitas terjadwal dengan baik.
Kesimpulan laporan ini adalah mendapatkan gambaran secara nyata asuhan keperawatan jiwa terdapat Tn. A dengan Gangguan persepsi sensori Halusinasi penglihatan mulai dari pengkajian, diagnosa, implementasi, rencana tindakan dan evaluasi. Saran diharapkan dapat menerapkan strategi pelaksana (SP) khususnya halusinasi dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa sesuai prosedur tetap saat melakukan kunjungan kerumah klien dan saat klien berobat ke Puskesmas, sehingga dapat meningkatkan asuhan keperawatan.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Penglihatan.
Daftar bacaan : 17 (2009-2019)