KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI BANDAR LAMPUNG

Abstract

Kekerasan yang dilakukan oleh remaja terus terjadi, termasuk di dunia pendidikan. Awal 2019, berbagai aksi kekerasan kerap terjadi di lingkungan sekolah. Paling tragis adalah meninggalnya Aldama Putra, salah seorang mahasiswa Akademi Teknik Kesalamatan Penerbangan (ATKP) Makassar yang dianiaya seniornya. Kasus perundungan (bullying) juga kerap terjadi. Salah satunya dilakukan murid terhadap gurunya di salah satu sekolah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kekerasan juga terjadi di Bandar Lampung. Pada Agustus 2019 terjadi kekerasan yang menyebabkan seorang meninggal dunia dan pealkunya harus mendekat=m di jeruji besi (Tribun.co.id, 2019). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko perilaku bullying pada remaja di SMP Kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang memiliki risiko perilaku bullying. Penelitian dilakukan di Bandar Lampung. Sampel penelitian ini diambil dengan metode accidental Sampling dan purposive sampling dengan jumlah sampel 66 remaja. Pengambilan data menggunakan angket untuk menilai risiko perilaku bullying. Analisis statistik menggunakan distribusi frekuensi untuk melihat gambaran kecenderungan perilaku ˆbullying pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja memiliki kecenderungan melakukan perilaku kekerasan pada rentang tinggi 22 orang (34%), sedang 30 orang (45%), dan rendah 14 orang (21%). Sebagian besar pelaku berusia remaja awal (12-16 tahun). Disarankan perhatian yang serius khususnya guru dan pihak terkait untuk memberikan bimbingan dan konseling bagi remaja, termasuk memberikan kegiata positif untuk menyalurkan energi pada remaja yang sedang mencari identitas, perlu penyaluran yeng tepat terhadap energi yang sedang menggebu diusia ini.