%X Benigna Prostat Hiperplasia merupakan pembesaran kalenjar prostat karena hyperplasia progresif dari sel grandula maupun stroma jaringan prostat. Pasien BPH yang tidak menunjukkan perbaikan setelah pemberian terapi non bedah akan dianjurkan untuk melakukan pembedahan. Penatalaksaan pembedahan yang dapat dilakukan adalah TURP. Tindakan pembedahan ada tiga fase yaitu pra operasi, intra operasi, dan pasca operasi. Di Indonesia pada tahun 2016 terdapat sebanyak 9,2 juta kasus BPH dan di RS Yukum Medical Center sendiri sejak bulan maret sampai bulan april terdapat 156 pasien BPH. Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan perioperatif pada pasien BPH dengan tindakan TURP di Rumah Sakit Yukum Medical Center Tahun 2021. Jenis pengambilan data yang digunakan adalah kualitatif dengan studi kasus yang dilakukan pada satu orang pasien. Pengambilan data pasien dilakukan tanggal 23 Juni 2021. Didapatkan hasil dari masalah keperawatan ansietas pada fase preoperasi, hipotermia pada fase intra operasi dan risiko perdarahan pada fase post operasi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan evaluasi pada fase pre operasi masalah keperawatan ansietas teratasi. Fase intra operasi hipotermia teratasi. Pada fase post operasi masalah keperawatan risiko perdarahan tidak terjadi. Kesimpulan masalah yang sering terjadi pada pelaksanaan asuhan keperawatan perioperatif adalah ansietas dan hipotermia. Disarankan perawat kamar operasi lebih berfokus untuk melakukan pencegahan terhadap diagnose tersebut. Kata Kunci: TURP, Benigna Prostat Hiperplasia, Asuhan Keperawatan Perioperatif Referensi:42 (2012-2019) %I Poltekkes Tanjungkarang %L repo893 %D 2021 %T ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DENGAN TINDAKAN TURP (TRANSURETHRAL RESECTION OF THE PROSTATE) DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT YUKUM MEDICAL CENTER TAHUN 2021 %A GUSMILASARI GUSMILASARI