@phdthesis{repo806, month = {October}, school = {Poltekkes Tanjungkarang}, title = {PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT DAN AKUPRESUR TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDRAUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI TEMPAT PRAKTIK MANDIRI BIDAN WILAYAH TEGINENENG PESAWARAN}, year = {2021}, author = {MIRANTI, NOVA}, url = {http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/806/}, abstract = {Mual dan muntah merupakan masalah yang terjadi pada trimester I dengan frekuensi muntah kurang dari 5 kali sehari selama kehamilan.Mual dan muntah terjadi pada 60-80\% ibu hamil pertama (primigravida) dan 40-60\% pada ibu multigravida.WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa emesis gravidarum sedikitnya mencapai 14\% dari seluruh kehamilan di dunia. Angka kejadian Emesis gravidarum di Indonesia dari 2.203 kehamilan, 24,6\% diantaranya mengalami emesis gravidarum. Kejadian emesis gravidarum di Provinsi Lampung pada tahun 2015 sebanyak 50-90\% dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182,815 orang. Derajat emesis gravidarum sebanyak 52,2\% mengalami muntah dengan tingkatan ringan, 45,3\% mengalami emesis gravidarum tingkat sedang dan 2,5\% mengalami emesis gravidarum tingkat berat. Ibu hamil trimester II masih mengalami emesis gravidarum sebanyak 40,1\%, emesis gravidarum ringan sebanyak 63,3\%, muntah muntah tingkat sedang sebanyak 35,9\% dan emesis gravidarum tingkat berat sebanyak 0,8\%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efektifitas aromaterapi pappermint dengan terapi akupresur terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimen dengan design Pretest-Posttest With Control Group. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I yang datang di TPMB Miradiyah dan Laily kurniawati sebanyak masing-masing TPMB 11 sampel. Teknik pengambilan sempel adalah accidental sampling. Hasil analisi univariat dari 11 responden pada masing-masing TPMB diperoleh rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum diberikan aromaterapi peppermint adalah 10,27 kali dengan standar deviasi 1.272 sedangkan rata-rata frekuensi emesis gravidarum setelah diberikan aromaterapi peppermint adalah 6.09 kali dengan standar deviasi 1.044 dan rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum dilakukan akupresur 10.36 dengan standar deviasi 1.859 sedangkan sesudah diberikan akupresur 4.18 dengan standar deviasi 1.168 hasil analisis bivariate dengan uji mann whitney di dapatkan p-value 0,002 atau p-value{\ensuremath{<}} {\ensuremath{\alpha}}( 0,05) yang artinya ada pengaruh terhadap penurunan emesis gravidarum Simpulan dalam penelitian ini akupresur lebih efektif disbanding aromaterapi peppermint. Saran untuk tenaga kesehatan agar dapat dijadikan salah satu pilihan terapi non farmakologi yang aman dan efektif dan praktis dalam upaya penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. dan untuk penelitian selanjutnya diharapkan diharapkan untuk penyempurnaan penelitian Kata kunci : Aromaterapi peppermint, akupresur, emesis gravidarum Daftar Bacaan : 30 (2002 - 2019)} }