%L repo6454 %X ABSTRAK Deparafinisasi merupakan tahapan penting dalam pengolahan sampel jaringan untuk pewarnaan hematoxylin dan eosin, bertujuan menghilangkan atau melarutkan parafin sehingga sampel dapat menyerap pewarna dengan efektif. Xylol umumnya digunakan dalam proses deparafinisasi, namun toksisitasnya yang tinggi mendorong pencarian alternatif yang lebih aman dari xylol, seperti menggunakan perasan jeruk purut. Penelitian ini bertujuan membandingkan kualitas hasil deparafinisasi menggunakan xylol dan perasan jeruk purut pada konsentrasi 1%, 2%, dan 3%. Jenis penelitian ini adalah eksperimen yang melibatkan 24 preparat ginjal mencit, dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan nilai signifikansi p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa xylol menghasilkan skor deparafinisasi tertinggi dengan nilai rata-rata 8, diikuti oleh perasan jeruk purut 3% dengan skor 7,3, sementara konsentrasi 1% dan 2% masing-masing memperoleh skor 4 dan 5. Berdasarkan skor penilaian yaitu 4-5 tidak baik dan 6-8 baik , perlakuan dengan xylol dan perasan jeruk purut 3% dinilai baik, sedangkan konsentrasi 1% dan 2% dinilai buruk. Kata Kunci: Xylol, Deparafinisasi, Jeruk Purut, Kualitas pewarnaan, Hematoxylin,Eosin Daftar Baca : 48 (1965 – 2023) %I Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang %T PERBANDINGAN KUALITAS PEWARNAAN PERASAN JERUK PURUT (Cistrus hystrix DC) DENGAN XYLOL SEBAGAI AGEN DEPARAFINISASI DALAM PROSES PEWARNAAN HEMATOXYLIN EOSIN PADA SEDIAAN GINJAL MENCIT (Mus musculus) %D 2024 %A AMANDA KHAIRUNNISA RH