%0 Thesis %9 Diploma %A KASANDA, ERLYN %A Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang, %A Jurusan Gizi, %A Profesi Ners, %B Jurusan Gizi %D 2024 %F repo:5936 %I Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang %T GAMBARAN PENERAPAN PERILAKU GIZI SEIMBANG DAN STATUS GIZI REMAJA DI SMPN 03 KOTABUMI TAHUN 2024 %U http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/5936/ %X ABSTRAK Status gizi akan menentukan masalah gizi yang terjadi pada seseorang dan setiap kelompok umur berisiko mengalami masalah gizi. Masalah gizi pada remaja dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, produktivitas dan kinerja. Dampak masalah gizi tergantung pada status gizi yaitu status gizi buruk berisiko terhadap penyakit infeksi sedangkan status gizi lebih dan obesitas berisiko mengalami berbagai penyakit degeneratif. Berdasarkan Riskesdas (2018) di Indonesia menunjukan prevalensi kurus remaja pada usia 13-15 tahun 8,7% (1,9% sangat kurus dan 6,8% kurus). Prevalensi gemuk remaja pada usia 13-15 tahun sebesar 16% (11,2% gemuk dan 4,8% obesitas) jika dibandingkan dengan Riskesdas sebelumnya masalah gizi remaja pada usia 13-15 tahun di Indonesia prevalensi gizi lebih yaitu gemuk dan obesitas mengalami kenaikan kasus yaitu gemuk dari 8,35 meningkat menjadi 11,2% dan obesitas dari 2,5% meningkat menjadi 4,8% Diketahui status gizi, memantau berat badan, aktivitas fisik, dan konsumsi asupan yang beranekaragam. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Total populasi penelitian ini adalah 254 siswa/i kelas VIII SMPN 03 Kotabumi, dengan jumlah sampel 72 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2024 di SMPN 03 Kotabumi. Tenik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Pengambilan data menggunakan formulir FFQ kuantitatif untuk mengetahui asupan beraneka ragam, serta kuesioner untuk mengetahui aktivitas fisik, pemantauan berat badan dan status gizi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi normal pada siswa/i di SMPN 03 Kotabumi sebanyak 76,4%, tidak melakukan penimbangan berat badan minimal 1x sebulan sebanyak 86,1%, makan-makanan beranekaragam yang tidak sesuai PGS sebanyak 91,7%, dan aktivitas fisik ringan sebanyak 66,7%. Aktivitas fisik sebaiknya dilakukan minimal 1x dalam satu minggu, pihak sekolah bisa menerapkan dengan melakukan aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh siswa/i minimal 1x dalam seminggu. Dalam pencegahan siswa/i yang kurang menerapkan perilaku gizi seimbang pihak sekolah bisa mengadakan webinar atau kelas edukasi untuk siswa/i nya agar lebih mengenal gizi seimbang pada remaja. Kata kunci : remaja, asupan beragam, aktivitas fisik, pemantauan BB, status gizi Daftar bacaan : 45 (2003 – 2023)