%L repo2974 %D 2022 %T ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN VARIKOKEL DENGAN TINDAKAN VARIKOKELEKTOMI DI RSUD JENDERAL AHMAD YANI METRO TAHUN 2022 %X Menurut WHO (World Health Organization) kejadian infertilitas di dunia terdapat sekitar 50-80 juta pasangan. Angka infertilitas di Indonesia berkisar antara 12-15%. Di Provinsi lampung sendiri terdapat 1.987 kasus infertilitas dari 1.331.087 pasangan usia subur. Varikokel merupakan salah satu penyebab infertilitas pada laki-laki. Prevalensi varikokel pada infertilitas laki-laki primer sebanyak 25- 35% dan pada infertilitas laki-laki sekunder sebanyak 50-80%. Dalam beberapa tahun terakhir varikokel mendapat perhatian khusus karena potensinya sebagai penyebab terjadinya disfungsi testis dan infertilitas pada pria. Salah satu cara pengobatan varikokel adalah pembedahan. Perbaikan bedah merupakan tata laksana varikokel yang paling umum dan dapat dilakukan dengan teknik varikokelektomi terbuka (ligasi tinggi retroperitoneal, inguinal, dan subinguinal), laparoskopi/ robotik atau varikokelektomi mikro. Penyusunan laporan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dari asuhan keperawatan perioperatif dengan tindakan varikokelektomi atas indikasi Varikokel di RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro. Metode yang digunakan pada laporan tugas akhir ini ialah pengambilan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Ruang lingkup laporan tugas akhir ini berfokus pada asuhan keperawatan perioperatif dengan tindakan Varikokelektomi atas indikasi Varikokel. Asuhan keperawatan dilakukan di ruang operasi RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro pada tanggal 19-21 April 2022, yang terdiri dari asuhan pre, intra, dan post operatif yang dilakukan pada satu orang pasien Berdasarkan hasil pengkajian dirumuskan diagnosa keperawatan pre operatif, nyeri akut dan ansietas, intra operatif, risiko hipotermia perioperatif dan post operatif, risiko hipotermia perioperatif dan nyeri akut. Intervensi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan literatur dan SOP baik dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi. Evaluasi dari setiap diagnosa keperawatan menunjukkan hasil sesuai kriteria skala nyeri menurun, pasien tidak cemas dan pasien tidak hipotermia. Diharapkan dapat melakukan prosedur asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang berlaku sesuai dengan tahapan pengkajian, perumusan diagnosa keperwatan, pembuatan intervensi, pelaksanaan implementasi dan evaluasi baik saat pre operasi, intra operasi, maupun post operasi. %I Poltekkes Tanjungkarang %A PUTRI MAHARANI