%0 Thesis %9 Diploma %A Kencana, Aji Surya %A Poltekkes Tanjungkarang, %A Jurusan Gizi, %A D3 Gizi, %B DIII Gizi %D 2021 %F repo:1273 %I Poltekkes Tanjungkarang %T PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2021 %U http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/1273/ %X Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat kejadian dan prevalensi gagal ginjal meningkat 50% di tahun 2014 (Rahim Zainur, 2017). Pengaturan diet bagi penderita gagal ginjal kronik bertujuan untuk mencegah defisiensi zat gizi, menjaga hal – hal seperti: status gizi normal, keseimbangan cairan, elektrolit, dan agar akumulasi sisa metabolism tidak berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk penatalaksanakan asuhan gizi terstandar pada pasien gagal ginjal kronik dengan diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Pesawaran, tahun 2021. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus.Subyek penelitian adalah seorang pasien gagal ginjal kronik di ruang penyakit dalam di RSUD Kabupaten Pesawaran, selama 3 hari. Analisa data menggunakan analisa deskriptif dengan membandingkan data sebelum dan sesudah proses penatalaksanaan asuhan gizi terstandar (PAGT) serta membandingkan dengan standard referensi. Hasil penelitian didapatkan skrining gizi pasien yaitu >3 atau beresiko malnutrisi. Diagnosa medis yaitu CKD dan abdominal pain. Diagnosis gizi yaitu adanya perubahan nilai lab pada ureum, kreatinin, GDS, dan asupan oral tidak adekuat. Pasien diberi diet DM 1600 kka l, dan rendah protein (0,8 g/kg bb). Energi yang diberikan dimulai dari 75% dan diberikan 85% pada hari kedua dan ketiga. Kebutuhan zat gizi pasien adalah energi 1600 kkal, protein 42,8 gr, lemak 44,6 gr, dan karbohidrat 258,8 gr. Persentase asupan pada hari ketiga dibandingkan dengan yang disajikan, yaitu energi (75 %), protein ( 87%), lemak (102 %), dan karbohidrat ( 66%), rata rata asupan pasien dibandingkan kebutuhannya yaitu energi 975 kkal (61%), protein 32,9 g (77%), lemak 29,2 g (66%) dan karbohidrat 140 g (54%). Kebutuhan asupan pasien masih belum terpenuhi hal ini dikarenakan selama intervensi pasien masih terdapat keluhan seperti nafsu makan kurang, dan mual. Kesimpulan, asupan pasien secara garis besar mengalami peningkatan. Pada data biokimia hanya dilakukan satu kali pengecekan. Nilai hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit (rendah), lalu nilai lab ureum, creatinin, leukosit, trombosit (tinggi). Terdapat penurunan juga pada tekanan darah pasien sampai hari terakhir intervensi . Selanjutnya untuk pihak instansi disarankan agar tenaga gizi lebih berkoordinasi dengan tenaga pemasak agar memberikan diet yang tepat kepada pasien.